Bagaimana Cara Mengatur Gaji Agar Cukup untuk Satu Bulan Kedepan?



Sedih rasanya ketika kita baru menerima gaji untuk satu bulan kedepan, tapi nyatanya baru beberapa hari saja gaji kita sudah habis, mengapa demikian??

Habbit manusia ketika menerima banyak uang dalam jumlah tertentu memang agak sulit untuk mengaturnya, bahkan banyak orang beranggapan saya baru gajian, jadi saya bisa langsung bersenang-senang selama satu minggu dan setelah itu?? Bagaimana dengan gaji saya? Kemana gaji saya? Kok sudah habis lagi?? Pada akhirnya kebanyakan orang meminjam sana-sini untuk kebutuhan hidupnya.

Padahal jika kita cermati lebih dalam, kita mampu mengelola dan mengatur gaji kita sendiri sesuai dengan niat kita. Jika kita sudah berniat dalam hati untuk merubah pola hidup agar uang masih tersisa, Insyaallah kita akan terbebas dari lilitan hutang dari teman, dari rentenir atau dari lembaga koperasi simpan pinjam dsb.

Berikut ini saya deskripsikan cara mengatur gaji agar cukup untuk satu bulan kedepan (30hari).

1. Cicilan per-bulan tidak boleh lebih dari 1/3 dari Penghasilan per-bulan
Sebagai contoh jika kamu mempunyai gaji Rp.3.000.000.-/bulan, otomatis maksimal cicilan yang bisa kamu keluarkan setiap bulannya adalah Rp.1.000.000.-. Jika tiap bulannya kamu mempunyai pengeluaran cicilan lebih dari itu, maka ujung-ujungnya adalah gaji tidak akan cukup dalam jangka waktu satu bulan. Contohnya mempunyai cicilan motor, jangan sampai cicilannya melebihi dari Rp.1.000.000.- tiap bulannya.

2. Sisihkan tabungan minimal 10% dari Penghasilan per-bulan
 Jika gaji kamu selama satu bulan adalah Rp.3.000.000.-, maka 10% dari Rp.3.000.000.- adalah Rp.300.000.-. Kamu wajib menyisihkan tabungan tersebut untuk ancang-ancang jika sesuatu hal terjadi sama kamu. Contohnya : gigi copot, orangtua sakit, atau harus ganti ban motor, dsb.

3. Setidaknya, kita harus mempunyai total tabungan sebesar 4x dari total pengeluaran setiap bulannya
Mengapa harus mempunyai tabungan sebesar 4x dari total pengeluaran tiap bulan? Apa tujuannya? Setelah saya membaca buku yang teman saya berikan mengenai rancangan anggaran belanja yang diterbikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),  kita mengharuskan mempunyai tabungan sebesar 4x dari total pengeluaran tiap bulan. Tujuannya adalah agar jikalau kita sedang kena musibah, seperti di-phk, kehilangan pekerjaan karena sakit dan berbagai macam alasan, maka kita masih bisa hidup dengan tabungan yang sudah kita punya. Karena menurut survei, kebanyakan orang akan mendapatkan pekerjaan lagi setelah 1-3 bulan mencari pekerjaan. Jadi itulah alasannya mengapa kita harus mempunyai tabungan sebesar 4x dari total pengeluaran setiap bulannya. Agar uang tersebut bisa meng-cover kita jika kita tidak punya penghasilan.

Contoh, pengeluaran kita setiap bulan sebesar Rp.2.500.000.-, maka, total tabungan yang harus kita punya adalah 4 x Rp.2.500.000.- = Rp.10.000.000.-.

4. Jangan lupa untuk mengeluarkan zakat penghasilan yang besarnya hanya 2.5 % dari gaji per-bulan

 2.5 % dari Harta kita adalah Milik Mereka

Jika kamu mempunyai penghasilan per-bulan sebesar Rp.3.000.000.-, maka wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk menunaikan kewajibannya, yaitu melaksanakan zakat harta sebesar 2.5%. Jadi 2.5% dari Rp.3.000.000.- adalah Rp.75.000.-. Cukup kecil bukan jika dibandingkan dengan gaji yang kita terima?? Jika kita membiasakan diri untuk melakukan zakat tiap bulan, Insyaallah harta yang kita terima adalah harta yang halal dan berkah. Pernahkah kalian mendengar ada yang mempunyai gaji Rp.10.000.000.-/bulan tapi jika dia lupa akan kewajibannya untuk membayar zakat, uangnya selalu habis entah kemana? 

5. Biaya rumah tangga maksimal 40% dari gaji per-bulan
Jika gaji kita hanya Rp.3.000.000.-, maka 40% dari Rp.3.000.000.- adalah sebesar Rp.1.200.000.-/bulan. Itu artinya kita tidak boleh mengeluarkan biaya rumah tangga lebih dari Rp.40.000.-/hari. Memang hal tersebut sangat sulit dilakukan jika kita masih sering membeli makanan diluar. Alangkah lebih baik kita membiasakan diri untuk memasak setiap hari. Itu berdampak sangat baik untuk pengeluaran tiap harinya. Jika kita terbiasa makan diluar Rp.25.000.- sekali makan, maka total pengeluaran untuk makan satu hari saja mencapai Rp.75.000.-/hari x 30 hari = Rp.2.250.000.-. Apakah akan cukup dengan gaji yang kita terima?

6.  Sisa dari gaji, usahakan untuk tabungan, atau pengeluaran yang lebih bermanfaat

Gaji (100%) - Cicilan (33%) -  Tabungan (10%) - Zakat (2.5%) - Biaya Rumah Tangga (40%) = sisa Gaji (14.5 % )

Gaji setelah dipotong cicilan, dipotong tabungan, dipotong zakat, dipotong biaya rumah tangga hasilnya tinggal 14.5 % persen lagi. 14.5% dari Rp.3.000.000.- adalah Rp.420.000.-. Uang lebih tersebut bisa kita gunakan untuk membeli makeup, membeli baju, atau untuk yang merantau bisa saja uang tersebut digunakan untuk membayar kosan tiap bulannya. Sisa dari penghasilan tersebut alangkah baiknya masih disisakan untuk tabungan kita. Prioritaskanlah yang memang kebutuhan, bukan keinginan.


Sekian dari saya tentang cara mengatur gaji yang simple dan mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Jika kita sudah mempunyai niat baik untuk mengatur penghasilan kita, goodbye hutang, goodbye kekurangan tiap bulan, goodbye besar pasak daripada tiang! Hehhee.. Selagi ada niat baik dalam diri kita untuk me-manage keuangan kita dari sekarang, itu artinya masa depan keuangan kita akan semakin membaik.
Terimakasih :)


Berlangganan update artikel terbaru via email:

14 Komentar untuk "Bagaimana Cara Mengatur Gaji Agar Cukup untuk Satu Bulan Kedepan?"


  1. Suka banget ama tulisan ini apalagi sebagai Ibu rumah tangga seperti ku, makasih bebskiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Samasama bebski, semoga bermanfaat yah ilmunya. Dan keuangan rumah tangga selalu sehat !! Cheers :* mami

      Hapus
  2. betul sekali apa yang dikatakann oleh Mbak, tapi kok merealisasikannya sulit sekali yach, ada tipsnya mbak ?

    BalasHapus
  3. Dulu awal2 kerja aku ga bisa atur keuangan.. Pasti gaji habis mulu. Setelah nikah, mau ga mau, hrs ketat dan disiplin dlm ngatur keuangan. Apalagi udh punya anak. Berdua ama suami, kita gabungin pendapatan, ga mau ambil hutangan, dan strict to the budget yg udh dibuat. Alhamdulillah akhirnya financial jd terkontrol :). Yg pasti sih tiap gajian, aku lgs masukin utk tabungan dan ngeluarin zakat dulu mba. Baru sisanya utk keperluan bulanan dan jajan :)

    BalasHapus
  4. betul mbak, walaupun kadang ada uang tak terduga tapi tips diatas patut dicoba. saya suda melakukanya

    BalasHapus
  5. bener bgt mba, saya engga ada gaji karna usaha sendiri sama istri. ada istilah katanya usaha sendiri juga harus kasih gajih buat diri sendiri, kira2 brp persen ya untuk gaji diri sendiri dr penghasilan per bulan?
    makasi tipsnya

    BalasHapus
  6. Nah yang bikin pusing kalau duitnya habis buat bayar utang semua? Bagaimana ya solusinya? Hehehe...

    BalasHapus
  7. sampai sekarang belum bisa mengatur dengan baik keuangan saya :(

    BalasHapus
  8. saya harus mencoba tips-tips ini supaya bisa bernapas dengan lega

    BalasHapus
  9. Untuk poin nomer 6 tuh yang susah,,,secara gak pernah nyisa wkwkwk

    BalasHapus
  10. Terimakasih buat tipsnya, kak Vika.
    Makin tingginya semua kebutuhan sekarang ini makin kita dituntut pinter2nya mengatur pemasukan.
    Salah satu solusinya yang biasa kulakukan misalnya begini : di bulan ini pengin sesuatu barang, kebutuhan lain kukurangi porsinya.

    BalasHapus
  11. bisa dicoba ini gan tips nya, kebetulan ane gaji nya 2 bulan sekali, berat banget mengatur keuangan agar bisa sampai dan nggak minus, apalagi saya juga merantau harus bayar kost dan harus makan :D

    BalasHapus
  12. Pas baca poin no 4, jadi inget klo dulu sempet bingung masalah ini. Soalnya pak suami ngajarinnya zakat itu ditunaikan ketika harta sudah mencapai jumlah minimal (nisab) dan dimiliki setidaknya 1 tahun (haul).

    Nah, aku jadi bingung kok ada zakat penghasilan yg dibayarkan per bulan (organisasi Rumah Zakat pun melayani ini). Berarti nggak sesuai aturan agama kan?

    Ternyata setelah kucari2, zakat penghasilan per bulan itu semacam pakai aturan zakat hasil tani (ditunaikan tiap dapat uang panen, waktunya nggak harus 1 tahun). Dianggap boleh karena terkadang ada orang yg kelupaan. Jadi daripada lupa ketika sudah setahun, sebagian orang menunaikannya tiap bulan

    BalasHapus
  13. tips ny oke nih mba hehe menyisakan berdasarkan persentase...

    BalasHapus

Terimakasih atas waktunya.. Terimakasih sudah membaca artikel ini.. Silahkan tinggalkan komentar..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel