Diare, Pengalaman Bayi Terkena Diare dan Cara Mengatasinya

Diare, Pengalaman Bayi Terkena Diare dan Cara Mengatasinya


Diare merupakan salah satu penyakit yang cukup serius dan bisa menjangkit siapa saja. Baik bayi, dewasa, maupun orangtua tanpa mengenal usia. Biasanya, penyakit diare ini muncul ketika musim kemarau yang mengakibatkan banyak pasien yang dirawat inap karena dehidrasi akibat terjadinya diare.

Penyebab Diare

Sampai saat ini, ada beberapa penyebab diare bisa terjadi. Ada yang terjadi disebabkan oleh rotavirus yang menular lewat udara, dan ada juga penyebab diare yang disebabkan karena adanya bakteri.

Untuk kasus bayi saya yang saat ini terkena diare, ia bisa diare dikarenakan oleh bakteri. Ternyata, penyembuhan akibat virus biasanya akan lebih lama ketimbang penyembuhan diare yang disebabkan oleh bakteri.

Biasanya, diare yang disebabkan oleh bakteri penyembuhannya bisa 3 hingga 5 hari. Sedangkan untuk rotavirus akan memakan waktu yang lama, yakni sekitaran 1 minggu hingga 10 hari tergantung dari antibodi dan kekebalan tubuh bayi.

Penyembuhannya bisa lebih cepat, bisa juga lebih lambat, bahkan bisa berakibat fatal bila penanganannya tidak sesegera mungkin.

Gejala Awal Diare

Pada awal gejala penyakit diare, saya mendapati bayi saya yang berumur 10 bulan muntah ketika waktu makan siang tiba. Ketika bayi disuapi, tanpa ekspresi apapun ia langsung  mengeluarkan muntahan seperti air mancur yang mengalir.

Saya pun kaget dibuatnya, karena bukan hanya makanan bubur saja yang keluar, namun asi beserta makanan sebelumnya pun ikut keluar dengan volume yang sangat banyak.

Saya pun berpikir, apakah ini gara-gara bayi saya batuk sehingga muntah? Ataukah bubur saringnya sudah dingin dan lain lain. Banyak pikiran berkeliaran dalam otak saya. Mulai dari batuk dan dia tidak senang dengan makanannya.

Baiklah, saya pikir ini masih hal wajar dan tidak menjadi masalah. Saya menyimpulkan bahwa bayi saya mungkin batuk karena memang dari kemarinnya ia sedikit agak batuk kering dan bisa mengakibatkan ia sulit untuk makan karena gatal sehingga harus muntah.

Kemudian saya beri jarak ia untuk tidak makan selama 1 jam untuk saya berikan obat batuk. Namun apa daya, ketika diberikan obat batuk, keluar lagi muntahan obat beserta cairan dari tubuh bayi yang mungil dan juga menggemaskan ini.

Saya semakin tidak tega. Apakah bayi saya mengalami sakit lain selain batuk? Saya tetap husnudzon dulu dan berpikir mungkin saya terlalu dekat memberi jarak waktu minum obat sehingga ia muntah.

Namun, saya tetap booking salah satu rumah sakit untuk berkonsultasi ke dokter spesialis anak, barangkali bayi saya butuh perawatan lebih ketika sesuatu hal terjadi diluar dugaan saya.

Saya akan menunggu reaksinya hingga sore. Sehingga ketika sore bayi saya masih muntah-muntah, saya akan langsung sigap pergi ke dokter.

Muntah Sebanyak 5 Kali

Dalam kurun waktu 5 jam, bayi saya muntah hingga 5 kali. Setiap ia diisi makanan, selalu keluar lagi beserta cairan dalam tubuhnya. Ibu mana yang tidak tega melihat buah hatinya seperti itu.

Akhirnya, pada pukul 4 sore, ketika ia bangun tidur. Saya mencoba memberikan satu suap bubur karena belum ada makanan yang masuk dari jam 11 siang.

Ketika satu suapan dimakan oleh bayi, ia langsung muntah untuk yang kelima kali beserta asi sebelumnya. Badannya terlihat lemas dan tidak sesemangat sebelumnya.

Akhirnya saya memutuskan untuk membawa ia ke rumah sakit karena takut ia dehidrasi. Setelah sampai dan masuk ke ruang dokter, saya memberitahukan kronologi kejadiannya.

Dan dokter akan memberikan obat anti mual untuk bayi. Akan tetapi, apabila hingga 2 x 24 jam muntahnya tak kunjung mereda, ia harus dirawat inap untuk mendapatkan perawatan dikarenakan takut dehidrasi.

Mulai diare dan Demam Tinggi

Setelah merenungkan dan mempertimbangkan berbagai hal dan melihat bayi semakin lemas dan tak berdaya, akhirnya saya memutuskan bayi untuk dirawat inap guna menyembuhkan sakitnya.

Malam pun sudah tiba, akhirnya yang dikhawatirkan dokter pun terjadi. Bayi mungil yang sedang lemas ini mulai terlihat ada diare di pampersnya. Suhu tubuhnya sudah meningkat hingga 39 derajat.

Infus pun mulai masuk di tangan mungilnya. Saya semakin tidak tega melihatnya. Namun apapun akan saya lakukan demi kesembuhannya.

Di malam hari, ia mulai diare hampir 6 kali. Bahkan keesokan harinya, pub nya bisa sampai belasan kali hingga ledes dan memerah. Kotorannya sangat cair dan juga banyak.

Ternyata, kinerja obat yang diberikan dokter memang mengharuskan ia untuk diare dengan intensitas yang sering guna membuang bakteri dalam tubuhnya. Dokter mengatakan diagnosis pertama bayi saya terkena infeksi perut setelah cek darah.

Keesokan harinya, diambillah sampel feses bayi untuk dicek apakah benar bayi mengalami diare dan apa penyebab diare tersebut.

Diare Akibat Bakteri dan Dehidrasi Sedang

Setelah dicek darah dan sampel feses, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa bayi saya mengalami diare akibat bakteri yang mengakibatkan dehidrasi sedang.

Bayi akan ketahuan dehidrasi dari cekungan matanya, badannya lemas, bahkan ketika diambil darah untuk cek lab pun, darahnya sudah mengental yang artinya ia kekurangan cairan.

Hal ini terjadi karena muntah yang begitu sering yang mengakibatkan kurangnya cairan pada tubuh karena tidak ada makanan yang masuk.

Untuk diarenya sendiri diakibatkan oleh bakteri. Bakteri ini bisa dari makanan ataupun makanan yang terpapar bakteri diare. Semua bisa terjadi. Namun, kembali lagi pada kehendak yang maha kuasa. 

Namun ada baiknya hal ini dijadikan pelajaran supaya kedepannya lebih steril lagi dalam mengurus keperluan bayi maupun mainannya.

Untuk diare yang diakibatkan karena rotavirus biasanya bisa menular lewat udara, atau terpapar dari lingkungan yang mengidap diare.

Sehingga ketika imun tubuh sedang tidak baik, virus tersebut sangat mudah menular dan menjangkit siapa saja yang berada di sekitarnya.

Cara Mengatasi Diare

Untuk dapat mengatasi diare, Anda sebaiknya harus mengetahui gejala diare, yakni sebagai berikut :

1. Badan bayi mulai lemas, mata cekung karena sering muntah dengan volume yang banyak lebih dari 3 kali.

2. Setelah muntah-muntah, biasanya bayi akan mengalami demam tinggi hingga 39 derajat dan sulit turun panasnya.

3. Dari sini, mulailah bayi akan diare dengan intensitas sedikit ke volume yang banyak dan juga cair. Bahkan, fesesnya pun sangat cair dan tidak ada ampasnya.

Setelah Anda tahu gejala tersebut, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk penanganan terbaik. Biasanya, bayi yang sudah muntah-muntah karena gejala awal diare akan sering mengalami dehidrasi yang akan memperparah penyakitnya.

Oleh karena itu, biasanya bayi akan diinfus untuk memberikan cairan dan nutrisi sehingga bayi tidak kekurangan cairan dan akan lekas pulih.

Biasanya, dokter akan memberikan obat anti mual yang disuntikan dan dimasukan pada infus tersebut. Untuk obat diarenya, biasanya diberikan langsung untuk diminum oleh bayi.

Obat-obatan yang saya dapat untuk melanjutkan rawat jalan adalah sebagai berikut :

1. Vomceran 4mg/5ml untuk obat mual yang diminum sehari 3x

2. L - Bio untuk diare yang diminum sehari 2 kali pagi dan malam hari.

3. Smecta Diosmectite untuk obat diare yang diminum dan diseduh sekali pada malam hari.

Ketiga obat diatas hanya sebagai referensi bagi yang sedang diare, namun obat tersebut tetap harus sesuai dengan rekomendasi dan resep dokter.

Karena tentunya setiap bayi juga akan berbeda kondisi dan juga cara penanganannya. Namun yang terpenting Anda sebagai orangtua harus sangat sabar merawat bayi yang terkena diare. Karena biasanya ketika puncak diare tiba, bayi bisa pub hingga 1 jam sekali.

Sehingga orangtua pun harus menjaga kondisinya, karena diare tidak memandang usia. Banyak orangtua yang akhirnya ikutan terkena diare bersamaan dengan anaknya.
Pastikan juga bayi makan makanna sehat dan tidak terkontaminasi bakteri. Biasakan pula untuk bayi tidak sesering mungkin memasukan mainan ataupun jari kedalam mulutnya, karena hal tersebut bisa saja jadi pemicu bayi Anda terkena diare.

Biasakan untuk membersihkan area permainan bayi agar ia selalu sehat dan biasakan juga untuk Anda mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer agar Anda tidak menularkan bakteri pada bayi Anda.

Semoga artikel mengenai pengalaman bayi terkena diare bisa membantu Anda yang sedang mengalaminya. Sebisa mungkin, deteksi sedini mungkin sehingga bayi Anda mendapatkan penanganan terbaik.

Bila perlu, rawat inap bayi Anda hingga demamnya hilang dan intensitas pub nya dalam sehari sudah kurang dari 3 kali.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

4 Komentar untuk "Diare, Pengalaman Bayi Terkena Diare dan Cara Mengatasinya"

  1. Baby girl kami sempat mengalami diare bbrp minggu lalu. Udah 2x ke dokter anak gak langsung reda. Trs kami ingat2 makanan yang dimakan istri. Trs kita hentikan. Alhamdulillah diare baby kami sembuh

    BalasHapus
  2. Dylu Keenan pas diare langsung dibawa ke dokter. Gw malah parno doang liat keponakan gw muntah-muntah terus.

    BalasHapus
  3. diare sangat menakutkan apalagi pada bayi karena susah untuk makan dan minum juga apalagi bila sudah muntaber

    BalasHapus
  4. Awal punya anak satu saya paling takut kalau anak sampai mengalami Diare. Meski akhirnya mengalami juga..😢😢

    Dan bersyukur anak kedua jauh dari yang namanya diare. Belajar dari pengalaman mungkin.😄😄

    Thanks penjelasan info sehatnya.

    BalasHapus

Terimakasih atas waktunya.. Terimakasih sudah membaca artikel ini.. Silahkan tinggalkan komentar..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel