Beberapa Produk yang Mengandung Babi Tersebar di Media Sosial, Hoax atau Fakta?
Dengan semakin majunya teknologi pada zaman kini, membuat semua orang tidak dapat lepas dari gadget dan seluruh aplikasi yang ada didalamnya, seperti whats app, bbm, facebook, twitter dan masih banyak lagi aplikasi yang dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat.
Namun seiring berjalannya teknologi kita saat ini, banyak juga orang-orang yang menyebarkan informasi tidak benar atau yang biasa kita sebut hoax, tanpa diteliti terlebih dahulu apakah hal itu benar atau cuma berita bohong saja.
Dengan banyaknya berita hoax yang bersebaran di media sosial, menuntut kita sebagai manusia untuk cerdik dalam menanggapi beberapa hal yang tidak masuk akal.
Jadi berpikir dulu sebelum bertindak itu lebih baik. Contohnya saja untuk saat ini Anda mungkin tahu mengenai banyaknya berita yang menyebut beberapa produk-produk yang mengandung babi.
Dan apakah hal itu benar? Berikut kutipan dari beberapa tulisan yang pernah saya dapat di media sosial, yakni sebagai berikut.
Tolong di share ke grup ya....Kabar dari Pondok Wali Barokah, Burengan - Kediri, untuk intern.
Wanhat (Dewan Penasehat) meminta penelitian kesehatan untuk bahan makanan yg mengandung babi,,,
Dari 8 barang yg diteliti :
1. Masako positif (mengandung Babi)
2. Royko negatif (tdk mengandung Babi)
3. Micin sasa positif (mengandung babi)
4. Micin ajinomoto positif (mengandung babi)
5. Indomie goreng bumbunya positif(mengandung babi)
6. Saori saos tiram negatif (tidak mengandung babi)
7. Tepung bumbu sasa negatif (tidak mengandung babi)
8. Tepung bumbu sajiku negatif (tidak mengandung babi)
Melihat berita ini yang tersebar di media sosial mengenai produk yang mengandung babi jelaslah membuat Anda kaget.
Karena masakan Anda tidak akan luput dari penyedap rasa dan produk-produk yang disebutkan diatas.
Yah benar, hal itu akan membuat sebagian dari masyarakat kaget, ada yang tidak percaya, bahkan ada yang percaya saja dan tidak mau menggunakan produk tersebut.
Hal ini jelas membuat banyak perusahaan tersebut merasa dirugikan jika hal tersebut tidak benar adanya.
Dan setelah ditelusuri, dan menanyakan pendapat ini kepada Halal Centre Fakultas Peternakan di Universitas Gajah Mada menanggapi hal diatas sebagai berikut :
1. Tidak adanya penjelasan mengenai analisis yang digunakan dari berita tersebut, yakni seperti metode berbasis analisis instrumen. Atau hanya perkiraan atau dugaan semata.
2. Sumber info tersebut tidak jelas darimana asalnya. Karena yang harus kita dapat percaya adalah informasi langsung dari LPPOM MUI.
3. Setelah melihat produk yang disebutkan diatas, bahwa produk tersebut sudah bersertifikasi halal dari MUI, yakni telah terjamin halal berdasarkan dari audit halal dari LPPOM MUI itu sendiri.
4. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus cerdik dan cermat dalam menanggapi berbagai berita yang tidak tahu darimana asal usulnya. Jadi alangkah lebih baik sebagai sumber daya manusia (sdm) yang berkualitas, kita membiasakan diri untuk mencari kebenaran sebelum menyebarkan kembali informasi atau berita yang belum jelas kebenarannya.
Hal tersebut bertujuan agar tidak menimbulkan fitnah karena pastinya kita sebagai manusia akan malu jika sudah membc-kan berita yang tidak benar atau hoax. Jadi, saring terlebih dahulu informasi tersebut sebelum di sharing.
Sebagai penguat dari berita hoax diatas, ada beberapa informasi penting yang akan membuat Anda tenang membacanya yakni informasi resmi dari MUI mengenai produk yang bersertifikasi halal, yakni sebagai berikut :
1. Masako dan vetsin Ajinomoto Sertifikat no. 00060008910908 (expired: November 2017)
2. Vetsin Sasa Sertifikat no. 00060078703998 (expired: Juli 2018)
3. Indomie Goreng PT. Indofood Sertifikat no. 009000030079927 (expired: September 2018)
Kesimpulan yang bisa diambil dari informasi ini adalah gunakanlah media sosial dengan bijak. Dan jika Anda menerima informasi yang menurut Anda tidak benar, carilah kebenarannya terlebih dahulu, baru Anda akan mengetahui berita tersebut hoax atau tidak.
Dengan adanya informasi mengenai sertifikasi halal dari MUI sudah jelas bahwa produk tersebut halal dan berita yang diatas yang sudah disebutkan adalah berita hoax yang kurang akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Sekian informasi berikut ini, semoga bermanfaat untuk kita yang masih kebingungan akan berita ini.
Artikel Terkait :
Namun seiring berjalannya teknologi kita saat ini, banyak juga orang-orang yang menyebarkan informasi tidak benar atau yang biasa kita sebut hoax, tanpa diteliti terlebih dahulu apakah hal itu benar atau cuma berita bohong saja.
source pixabay |
Dengan banyaknya berita hoax yang bersebaran di media sosial, menuntut kita sebagai manusia untuk cerdik dalam menanggapi beberapa hal yang tidak masuk akal.
Jadi berpikir dulu sebelum bertindak itu lebih baik. Contohnya saja untuk saat ini Anda mungkin tahu mengenai banyaknya berita yang menyebut beberapa produk-produk yang mengandung babi.
Dan apakah hal itu benar? Berikut kutipan dari beberapa tulisan yang pernah saya dapat di media sosial, yakni sebagai berikut.
Tolong di share ke grup ya....Kabar dari Pondok Wali Barokah, Burengan - Kediri, untuk intern.
Wanhat (Dewan Penasehat) meminta penelitian kesehatan untuk bahan makanan yg mengandung babi,,,
Dari 8 barang yg diteliti :
1. Masako positif (mengandung Babi)
2. Royko negatif (tdk mengandung Babi)
3. Micin sasa positif (mengandung babi)
4. Micin ajinomoto positif (mengandung babi)
5. Indomie goreng bumbunya positif(mengandung babi)
6. Saori saos tiram negatif (tidak mengandung babi)
7. Tepung bumbu sasa negatif (tidak mengandung babi)
8. Tepung bumbu sajiku negatif (tidak mengandung babi)
Melihat berita ini yang tersebar di media sosial mengenai produk yang mengandung babi jelaslah membuat Anda kaget.
Karena masakan Anda tidak akan luput dari penyedap rasa dan produk-produk yang disebutkan diatas.
Yah benar, hal itu akan membuat sebagian dari masyarakat kaget, ada yang tidak percaya, bahkan ada yang percaya saja dan tidak mau menggunakan produk tersebut.
Hal ini jelas membuat banyak perusahaan tersebut merasa dirugikan jika hal tersebut tidak benar adanya.
Dan setelah ditelusuri, dan menanyakan pendapat ini kepada Halal Centre Fakultas Peternakan di Universitas Gajah Mada menanggapi hal diatas sebagai berikut :
1. Tidak adanya penjelasan mengenai analisis yang digunakan dari berita tersebut, yakni seperti metode berbasis analisis instrumen. Atau hanya perkiraan atau dugaan semata.
2. Sumber info tersebut tidak jelas darimana asalnya. Karena yang harus kita dapat percaya adalah informasi langsung dari LPPOM MUI.
3. Setelah melihat produk yang disebutkan diatas, bahwa produk tersebut sudah bersertifikasi halal dari MUI, yakni telah terjamin halal berdasarkan dari audit halal dari LPPOM MUI itu sendiri.
4. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus cerdik dan cermat dalam menanggapi berbagai berita yang tidak tahu darimana asal usulnya. Jadi alangkah lebih baik sebagai sumber daya manusia (sdm) yang berkualitas, kita membiasakan diri untuk mencari kebenaran sebelum menyebarkan kembali informasi atau berita yang belum jelas kebenarannya.
Hal tersebut bertujuan agar tidak menimbulkan fitnah karena pastinya kita sebagai manusia akan malu jika sudah membc-kan berita yang tidak benar atau hoax. Jadi, saring terlebih dahulu informasi tersebut sebelum di sharing.
Sebagai penguat dari berita hoax diatas, ada beberapa informasi penting yang akan membuat Anda tenang membacanya yakni informasi resmi dari MUI mengenai produk yang bersertifikasi halal, yakni sebagai berikut :
1. Masako dan vetsin Ajinomoto Sertifikat no. 00060008910908 (expired: November 2017)
2. Vetsin Sasa Sertifikat no. 00060078703998 (expired: Juli 2018)
3. Indomie Goreng PT. Indofood Sertifikat no. 009000030079927 (expired: September 2018)
Kesimpulan yang bisa diambil dari informasi ini adalah gunakanlah media sosial dengan bijak. Dan jika Anda menerima informasi yang menurut Anda tidak benar, carilah kebenarannya terlebih dahulu, baru Anda akan mengetahui berita tersebut hoax atau tidak.
Dengan adanya informasi mengenai sertifikasi halal dari MUI sudah jelas bahwa produk tersebut halal dan berita yang diatas yang sudah disebutkan adalah berita hoax yang kurang akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Sekian informasi berikut ini, semoga bermanfaat untuk kita yang masih kebingungan akan berita ini.
Artikel Terkait :
Think before sharing ya siat duh makin banyak hoax dan fitnah akhir zaman nih
BalasHapusYa sebagai konsumen harus jeli memilih mana berita yang benar dan mana berita yang sekedar gosip murahan
BalasHapusSerem jg kalo Kita terlalu banyak kemakan hoax, bisa gak makan2 dan selalu gelisah ya hidupnya
BalasHapus