Bagaimana Hukum Puasa Ramadhan untuk Ibu Hamil? Apakah Harus di Qodo atau Cukup Bayar Fidyah Saja?
Alhamdulilah, tidak terasa sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Bulan Ramadhan yang dinanti-nantikan oleh umat muslim tahun ini jatuh pada tanggal 15 Mei 2018 hingga 14 Juni 2018. Banyak sekali orang-orang yang sudah mempersiapkan untuk mudik lebaran.
Bahkan, tak jarang juga orang hilir mudik untuk sekedar membeli baju lebaran, bahkan tiket kereta api untuk pulang kampung. Puasa ramadhan yang harus Anda jalani selama 30 hari, rasa-rasanya tidak akan terasa apalagi jika Anda adalah seorang pekerja yang sibuk dan pastinya bulan puasa tidak akan terasa lama.
Namun, bagaimana jika Anda seorang ibu hamil yang sedang menantikan kelahiran sang janin yang ada dalam kandungan? Bagaimana hukumnya puasa ramadhan untuk ibu hamil? Apakah wajib di qodo atau hanya bisa diganti dengan membayar fidyah saja?
Banyak sekali artikel yang membahas mengenai bagaimana hukum mengenai puasa ramadhan ini. Namun, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai berikut ini.
Ibu Hamil Dapat Melaksanakan Puasa Ramadhan Jika..
Banyak sekali yang mempunyai pendapat yang berbeda mengenai hukum puasa bagi ibu hamil. Namun, banyak juga yang dapat berpuasa ketika hamil. Semuanya tergantung dari kondisi ibu hamil tersebut, apakah ibu hamil mempunyai kondisi yang sehat dan puasa pun tidak menjadi berat baginya.
Namun, ada juga ibu hamil yang mempunyai kondisi yang cukup lemah, bahkan memiliki riwayat yang kurang baik, seperti punya penyakit bawaan, mempunyai riwayat keguguran, tidak boleh terlalu capek, yang bisa membahayakan janin, tentunya tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa.
Meski demikian, ibu hamil pun memiliki dua kemungkinan untuk dapat membayar puasa ramadhan jika beliau tidak dapat melaksanakan puasa, yakni antara membayar puasa di tahun berikutnya alias qodo puasa, atau membayar puasa dengan memberi makan orang miskin (yakni fidyah sebesar 1 x makan).
Menurut saya, ada beberapa alasan dalam membayar puasa diantara keduanya, walaupun ada banyak dalil yang mengharuskan ibu hamil membayar qodo, atau boleh membayar fidyah saja sebagai berikut :
1. Membayar Puasa Ramadhan dengan Puasa Qodo
Membayar Puasa Ramadhan dengan puasa qodo di bulan berikutnya jika ibu hamil tersebut merasa sehat walafiat dan mampu melaksanakannya. Walaupun bisa dipikirkan dan dihitung, bahwa membayar qodo tidak bisa langsung dilakukan, mengingat setelah hamil, pastinya ibu akan menyusui anaknya selama 2 tahun.
Ada beberapa dalil yang mengatakan bahwa membayar puasa bagi ibu hamil alangkah lebih baik dilakukan dengan membayar puasa di tahun berikutnya, karena sang ibu memiliki kesehatan yang cukup kuat untuk menjalani puasa dan menggantikan puasa ramadhannya, walaupun tidak semua ibu hamil dan menyusui dapat melakukannya.
Sebagai contohnya Ibu A pada tanggal15 Mei 2018 ini (bulan ramadhan), kehamilannya sudah menginjak usia 7 bulan. Yang berarti Anda sebagai ibu hamil sangat mengetahui kondisi janin, dan sulit sekali untuk menahan lapar dan haus, sehingga akhirnya selama 30 hari tidak dapat melakukan puasa.
Dengan demikian, sang ibu akan melahirkan di bulan Juli 2018. Pastinya, pada tahun tersebut, sang Ibu tidak dapat membayar langsung puasa qodonya dikarenakan menyusui sang anak selama 2 tahun lamanya, yakni dari bulan Juli 2018 hingga Juli 2020. Sehingga puasa qodo dapat dilakukan setelah tahun 2020, itupun jika Sang Ibu kuat dan dapat melaksanakan puasa qodo.
2. Membayar Puasa Ramadhan dengan Membayar Fidyah
Membayar puasa ramadhan dengan membayar fidyah sangat banyak dilakukan oleh sebagian ibu hamil karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan puasa, seperti tidak dapat menahan makan ketika hamil, mempunyai tubuh yang sangat lemah bahkan tensi yang rendah, mempunyai penyakit, dan hal lainnya yang bisa membahayakan janin yang ada dalam kandungannya.
Dengan demikian, membayar puasa qodo pun tidak wajib dilakukan, dan bisa digantikan dengan membayar fidyah, yakni 1 x makan kenyang.
Contohnya Ibu A pada tanggal 15 Mei 2018 (sudah masuk bulan Ramadhan) telah memasuki usia kehamilan 6 bulan. Lalu, karena riwayat yang kurang baik (pernah keguguran), dan janin masih kecil (kurang berat badan), akhirnya setelah konsultasi dengan sang dokter menyarankan untuk tidak berpuasa karena kondisi janin yang lemah, maka membayar fidyah pun boleh dilaksanakan.
Membayar fidyah umumnya dibayar sebesar 1 x makan kenyang sang Ibu hamil. Contohnya Ibu A makan 1x makan besarnya 30 ribu rupiah. Maka jika sang Ibu tidak berpuasa ramadham selama 30 hari lamanya, maka yang harus dibayar adalah 30 ribu rupiah x 30 hari sama dengan 900 ribu.
Jadi, yang dapat disimpulkan dari berbagai sumber bahwa, kewajiban sang Ibu hamil ataupun menyusui adalah mengqodo puasa tersebut (jika berpuasa itu kuat baginya), namun jika ibu hamil dan menyusui memiliki kondisi dan riwayat yang tidak memungkinkan untuk berpuasa, bahkan dapat membahayakan janin atau usia sudah sepuh alias sudah tua, tidak wajib baginya mengqodo, jadi dapat melaksanakan fidyah.
Semoga bermanfaat tulisan ini, mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam penulisan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Artikel Terkait :
- Keutamaan Sholat Duha sebagai Pengantar Rezeki yang Halal dan Berkah
- Keutamaan Sholat Tahajud Agar Doa Anda Cepat Terkabul
- Mau Belajar Asik dan Mudah? Ruangguru Solusinya!
- Mau Coba Es Cone Matcha Top Rasa Green Tea Terbaru dari Mc Donalds? Dijamin Ketagihan!
- Pengen Bisnis MLM? Sebelum Memulai Bisnis MLM, Ketahui Dulu 3 Hal Ini!
- Pentingkah Vaksin Difteri untuk Orang Dewasa? Atau Hanya untuk Anak Kecil Saja?
Islam adalah rahmat, tidak ingin memberatkan bagi penganutnya
BalasHapusyang paling tahu kondisi tubuh untuk menentukan pilihan berpuasa atau memafaatkan pilihan lain yang ditawarkan adalah si ibu hamil itu sendiri, bisa juga kita meminta saran-saran dokter bagai mana menurutnya sebagai orang yang kita anggap ahli di bidang kesehatan ibu dan calon bayi
Sekarang lebih mudah ada banyak tempat bertanya dan meminta pendapat
Jadi teringat saat Ramadhan sedang hamil puasanya banyak bolongnya hehe
Dulu bayar fidyah, tahun sekarang juga mau bayar fidyah aja say cz Gen baru 1 th masih ASI😂
BalasHapusohhh gitu.. bermanfaat sekali infonya mami vika.. jadi tau deh sekarang hihi.
BalasHapushoree dapet ilmu baru
Bayar fidyah saja Mbak, biar tidak ada hutang puasa. :) cuma saran saja loh... :)
BalasHapusBumilll sehat2 yaaa, pokoknya kl sekiranya nggak mampu puasa jgn dipaksain, kasian debaynyaaa
BalasHapuswajib mengganti jika tak mampu, seperti rasa khawatir dan sebagainya. Cukup membayar fidyah bagi orang yang benar-benar memang tak mampu menjalani puasa di kemudian hari, misal oratua renta
BalasHapusTerima kasih, Teh sharingnya. Semoga bermanfaat juga buat perempuan yang khususnya sedang hamil juga. Semoga sehat selalu, Teh. Biar bisa menikmati indahnya bulan yang suci nanti :)
BalasHapuswah.. saya juga perlu nih belajar mengenai hal ini..
BalasHapusentar klo udah punya istri terlebih istri hamil anak pertama kaga bingung lagi.
Pertanyaannya.. kapan saya nikah mbak vika? coba jelaskan!
ini memang sering dipusingkan sis oleh ibu hamil
BalasHapusJadi pada dasarnya gak masalah ya kak asal memang kandungan bayinya juga sehat dan si ibu pun demikian.
BalasHapusBtw, selamat memasuki bulan ramadhan kak yang sudah di depan mata :)
Semoga Ibu yang sedang hamil selalu sehat.
BalasHapuspengetahuan nih, pas kebetulan istri lagi hamil baca postingan ini
BalasHapus